LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
“ TEKANAN DARAH PADA MANUSIA“
Di
susun Oleh:
Adlina Arsi Nahraeni
Cici Novita
Darojatul hasanah
Maria
Ulfah
Rahayu
Masnilam
Kelas : 2 A
Kel/gel :
2 / 2
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
FARMASI
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami
darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole. Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua
metoda :
1. Metoda Langsung (Direct Method).
Metoda ini menggunakan jarum atau
kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan
manometer. Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan
darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.
2.Metoda tidak langsung (Indirect
Method).
Metoda ini menggunakan
shpygmomanometer (tensi meter).
1.2.
TUJUAN
·
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Normal
·
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat berbaring
·
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Berdiri
·
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otak
Bekerja
·
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otot Bekerja.
BAB II
TEORI
2.1. Tekanan Darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami
darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole. Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur
tekanan sistolik.
b. Cara Auskultasi, dengan
cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Penyakit pada tekanan
darah, yaitu :
1.
Hipertensi
adalah penyakit tekanan darah tinggi
2.
Hipotensi
adalah penyakit tekanan darah rendah
3.
Hipotensi
Orthostatik Hipotensi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika seseorang berdiri
(orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo= kurang + tension=tekanan).
BAB IV
ISI
A.
Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami
darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole. Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari.
Bila
tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang
itu dikatakan mengalami masalah darah
tinggi. Penderita
darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat.
B.
Jenis Tekanan Darah
·
Tekanan sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah
pada saat terjadi kontraksi otot jantung.Istilah ini secara khusus digunakan
untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus
ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.
Pada format penulisan angka tekanan
darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama. Sebagai contoh,
tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120
mmHg.
·
Tekanan diastolik
Tekanan diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat. Pada kurva
denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada
rentang di antara grafik denyut jantung.
·
Tekanan Darah
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau
hipertensi, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah.
Saat Anda melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis ke dokter,
biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa tekanan
darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer atau
dikenal juga dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga
tensimeter air raksa yang masih umum digunakan untuk pemeriksaan klinis.
C.
Cara Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah sangat mudah
dilakukan dengan cara palpasi, kita dapat melakukan sendiri. Di samping itu
dengan perkembangan teknologi saat ini dapat menggunakan alat elektronik yang
canggih.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua
metoda :
1. Metoda Langsung (Direct Method).
Metoda ini menggunakan jarum atau
kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan
manometer. Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan
darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.
2.Metoda tidak langsung (Indirect
Method).
Metoda ini menggunakan
shpygmomanometer (tensi meter).
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan
sistolik.
b. Cara Auskultasi, dengan
cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Setelah
mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda
termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah
berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan
diastolik:
Tekanan Darah
|
Sistolik (angka pertama)
|
Diastolik (angka kedua)
|
Darah
rendah atau hipotensi
|
Di
bawah 90
|
Di
bawah 60
|
Normal
|
90
- 120
|
60
- 80
|
Pre-hipertensi
|
120
- 140
|
80
- 90
|
Darah
tinggi atau hipertensi (stadium 1)
|
140
- 160
|
90
- 100
|
Darah
tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya)
|
Di
atas 160
|
Di
atas 100
|
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa
Kategori
|
Tekanan
Darah Sistolik
|
Tekanan
Darah Diastolik
|
Normal
|
Dibawah 120
mmHg
|
Dibawah 80
mmHg
|
Pre-Hipertensi
|
120-139
mmHg
|
80-89 mmHg
|
Stadium 1
|
140-159
mmHg
|
90-99 mmHg
|
Stadium 2
|
160 mmHg
atau lebih
|
100 mmHg
atau lebih
|
Hipertensi Mendesak (tanpa disertai gejala kerusakan organ) |
diatas 180
mmHg
|
diatas 110
mmHg
|
Hipertensi maligna (disertai gejala kerusakan organ) |
220 mmHg
atau lebih
|
120 mmHg
atau lebih
|
E.
Faktor- faktor Fisiologis yang Dapat Mempengaruhi Tekanan Darah
1. Pengembalian darah melalui
vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali
menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase
sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan
oleh perdarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam
keadaan posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa
dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena kembali ke
jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Tedapat tiga mekanisme
membantu pengembalian darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot
rangka, dan pompa respirasi.
2. Frekuensi dan kekuatan
kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi
jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise.
Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak
akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan
darah akan menurun.
3. Resistensi perifer. Yaitu
resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya
sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal.
4. Elastisitas arteri
besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan
membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat
menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini
menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat
ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal,
sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal.
5. Viskositas darah.
Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein
plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada
seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah,
sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena
dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia,
akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan,
mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk
mempertahankan tekanan darah normal.
6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam
jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan menyebabkan penurunan tekanan
darah sementara, yang akan langsung dikompensasi dengan peningkatan tekanan
darah dan peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat,
mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan tekanan darah normal
dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50%
dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat karena
banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.
7. Hormon. Beberapa hormon
memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat stress, medula
kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya
akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain
dari vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate
dan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh
kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan. ADH akan
meningkatkan reabsorpsi cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak akan
semakin turun. Hormon lain, aldosteron, memiliki efek serupa pada ginjal,
dimana aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na+, lalu air akan
mengikuti ion Na+ ke darah.
F.
Pengendalian Tekanan Darah
Meningkatnya
tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
- Arteri
besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada
saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola)
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam
darah.
- Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya,
jika:
- aktivitas memompa jantung berkurang
- arteri mengalami pelebaran
- banyak cairan keluar dari sirkulasi
maka tekanan darah akan menurun.
G.
Penyakit Pada Tekanan Darah
1.
Hipertensi
a. Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
·
sakit
kepala
·
kelelahan
·
mual
·
muntah
·
sesak
nafas
·
gelisah
·
pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan
pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang
secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi
yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam
waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200
penderita hipertensi.
b. Penyebab Darah Tinggi
Ada
beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi.
Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada
juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
- Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi
lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah
tekanan darah tinggi.
- Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan
bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun
Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
- Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua,
dan mereka yang berkulit hitam.
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol,
silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
- Obesitas
/ Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah
tinggi.
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
- Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh
maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.
- Kurang
Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah
tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.
Pada sekitar 90% penderita hipertensi,
penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi
esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Beberapa penyebab terjadinya
hipertensi sekunder:
- Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal - Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma - Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar) - Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
c. Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah
tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi
darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka
saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
- Kurangi konsumsi garam dalam
makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya
Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
- Konsumsi makanan yang
mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium
mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Kurangi minum minuman atau
makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya
hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
- Untuk pria yang menderita
hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari
sedangkan wanita 15 ml per hari.
- Olahraga secara teratur bisa
menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi,
pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari
santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3
kali seminggu.
- Makan sayur dan buah yang
berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan
jeruk.
- Jalankan terapi anti stres agar
mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
- Berhenti merokok juga berperan
besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Kendalikan kadar kolesterol
Anda.
- Kendalikan diabetes Anda.
- Hindari obat yang
bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda
menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak
meningkatkan tekanan darah.
d. Pengobatan
Hipertensi esensial tidak dapat
diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Langkah awal biasanya adalah merubah
pola hidup penderita:
- Penderita
hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal.
- Merubah
pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah
tinggi.
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol. - Olah raga
aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
- Berhenti
merokok.
e. Pemberian Obat
Diuretik
thiazide
biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik
membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di
seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran
pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga
kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
Diuretik sangat
efektif pada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, Metolazone, Indapamide, Spironolactone, Amiloride, Triamterene, Furosemide, Bumetanide, Ethacrynic acid.
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
Misal : Hydrochlorothiazide, Chlorthalidone, Metolazone, Indapamide, Spironolactone, Amiloride, Triamterene, Furosemide, Bumetanide, Ethacrynic acid.
Penghambat
adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker
dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf
simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera kan
memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering
digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.
Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprolol
- penderita usia muda
- penderita yang pernah mengalami serangan jantung
- penderita dengan denyut jantung yang cepat
- angina pektoris (nyeri dada)
- sakit kepala migren.
Misal : Atenolol, Metoprolol, Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprolol
Angiotensin
converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan
cara melebarkan arteri.
Obat ini efektif
diberikan kepada:
- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Misal : captopril, enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren, Benazepril , Moexipril , Perindopril
- orang kulit putih
- usia muda
- penderita gagal jantung
- penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Misal : captopril, enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren, Benazepril , Moexipril , Perindopril
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan
suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.
Misal : Losartan, Valsartan, Olmesartan, Eprosartan, Azilsartan, Irbesartan , Candesartan ,Telmisartan .
Misal : Losartan, Valsartan, Olmesartan, Eprosartan, Azilsartan, Irbesartan , Candesartan ,Telmisartan .
Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang benar-benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.
Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil
Sangat efektif diberikan kepada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- penderita angina pektoris (nyeri dada)
- denyut jantung yang cepat
- sakit kepala migren.
Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine, Felodipine, Diltiazem, Verapamil
Vasodilator
langsung
menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu
digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.
Kedaruratan
hipertensi
(misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan
darah tinggi dengan segera.
Beberapa
obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara
intravena (melalui pembuluh darah):
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja
yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat
ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi
secara ketat.
f. Pengelolaan Hipertensi Sekunder
Pengobatan
hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya. Mengatasi penyakit ginjal
kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan
tekanan darah.
Penyempitan
arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon
dan mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat
jalan pintas (operasi bypass). Tumor yang menyebabkan hipertensi
(misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara merubahan
gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.
2.
Hipotensi
g.
Pengertian Hipotensi
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension)
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal,
yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel
sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan
ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara
umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai
tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi
mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga
hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu
terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu
menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak
namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas
berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan
darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
h.
Gejala Hipotensi
Tanda dan
Gejala Tekanan Darah Rendah Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah
umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan
terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama
lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan
mengalami pingsan yang berulang.
Pada
pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat,
hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.
i.
Penyebab
Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat
dikategorikan sebagai berikut:
- Kurangnya pemompaan darah dari
jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya
(cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang
memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal,
kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka
berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ
tubuh.
- Volume (jumlah) darah
berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid
berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang
air kecil atau berkemih berlebihan.
- Kapasitas pembuluh darah.
Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal
ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan
oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium,
penghambat ACE).
j.
Penanganan
dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda (hipotensi),
diantaranya :
- Minum air putih dalam jumlah
yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar
memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
- Berolah raga teratur seperti
berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi
timbulnya gejala
- Pada wanita dianjurkan untuk
mengenakan stocking yang elastis
- Pemberian obat-obatan
(meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan
benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan
memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan
bagi penderita.
Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.
Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.
Dalam kasus Hipotensi yang
benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang
biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal
anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.
3.
Hipotesi Orthostatik
k.
Devinisi Penyakit Hipotensi Orthostatik
Ketika seseorang berdiri dari
duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja untuk menyesuaikan pada perubahan
posisi itu. Adalah terutama penting bagi tubuh untuk mendorong darah keatas dan
mensuplai otak dengan oksigen. Jika tubuh gagal untuk melakukan ini dengan
cukup, tekanan darah jatuh/turun, dan orang itu mungkin merasa pusing atau
bahkan pingsan. Hipotensi orthostatik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika seseorang berdiri
(orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo= kurang + tension=tekanan).
Suplai darah yang cukup ke
organ-organ tubuh tergantung pada tiga faktor-faktor:
- jantung yang cukup kuat untuk memompa,
- arteri-arteri dan vena-vena yang mampu untuk
mengerut atau menyempit, dan
- cukup darah dan cairan didalam
pembuluh-pembuluh.
Ketika tubuh merubah posisi,
keanekaragaman dari aksi-aksi terjadi yang melibatkan semua bagian-bagian dari
sistim kardiovaskular serta sistim syaraf autonomic (autonomic nervous system)
yang membantu mengatur fungsi mereka.
Autonomic nervous system dapat
dipertimbangkan untuk "berlari dilatar belakang" dari tubuh, mengatur
proses-proses tubuh yang kita ambil sebagai yang diberikan. Ada keseimbangan
antara sympathetic system (syaraf-syaraf adrenergic), yang
mempercepat berbagai hal-hal, dan parasympathetic system (syaraf-syaraf
cholinergic) yang memperlambat berbagai hal-hal. Nama-nama ini berdasarkan
pada tipe dari kimia yang digunakan untuk mengirim sinyal-sinyal pada
ujung-ujung syaraf.
- Adrenaline (dari
sympathetic nervous system) mengizinkan tubuh untuk merespon pada stress.
Bayangkan melihat seekor beruang dalam hutan; jantung anda bedenyut lebih
cepat, telapak-telapak tangan anda berkeringat, mata-mata anda membesar,
dan rambut-rambut anda berdiri pada ujungnya.
- Acetylcholine adalah
kimia yang adalah anti-adrenaline dan terlibat pada parasympathetic
nervous system.
Kedua sistim-sistim ini berada
dalam keseimbangan, dan tetap perlu untuk merespon pada perubahan-perubahan
yang rutin dalam tubuh yang terjadi sepanjang hari.
- Ketika tubuh bergerak ke posisi berdiri,
monitor-monitor tekanan (sel-sel baroreceptor) yang berlokasi pada
arteri-arteri carotid dan aorta merasakan kejatuhan yang hampir tak
kentara dalam tekanan darah karena gaya berat, yang menyebabkan darah
mengalir menuju kaki-kaki.
- Hampir dengan seketika, sympathetic system
distimulasi, menyebabkan denyut jantung meningkat, otot jantung
berkontraksi atau menekan lebih kuat, dan pembuluh-pembuluh darah mengerut
atau menyempit.
- Semua dari aksi-aksi ini melayani untuk
meningkatkan tekanan darah sehingga jumlah darah yang cukup masih dapat
dipompa ke otak dan organ-organ lain.
- Tanpa perubahan-perubahan ini, gaya berat akan
menyebabkan darah tetap pada baian yang paling bawah dari tubuh dan jauh
dari otak, menyebabkan gejala-gejala kepeningan atau bahkan pingsan.
Hipotensi orthostatik bukanlah
penyakit atau keluhan dari individu; ia adalah perubahan yang abnormal dalam
tekanan darah dan denyut jantung yang berhubungan dengan penyakit.
j. Penyebab Hipotensi Orthostatik
Hipotensi orthostatik mempunyai
banyak sebab-sebab yang potensial, beberapa mempengaruhi hanya satu bagian dari
sistim yang mensuplai darah ke otak, dan yang lain-lain mempengaruhi dua atau
tiga.
Kehilangan cairan didalam
pembuluh-pembuluh darah adalah sebab yang paling umum untuk mengembangkan
gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Cairan mungkin adalah air atau darah
tergantung pada penyebabnya.
- Dehidrasi terjadi
ketika pemasukan cairan tidak dapat menandingi jumlah cairan yang hilang
oleh tubuh. Muntah,
diare,
demam, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (contohnya,
kelelahan karena panas atau heat stroke) adala sebab-sebab yang umum
seseorang kehilangan jumlah cairan yang signifikan. Diuretics atau pil-pil
air yang digunakan untuk mengontrol tekanan
darah tinggi adalah juga penyebab lain dari
jumlah cairan yang berkurang dalam tubuh.
- Kehilangan darah
dan sebab-sebab lain dari anemia mengurangi jumlah sel-sel darah merah
yang mengangkut oksigen dalam aliran darah, dan ini mungkin menjurus pada
gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Perdarahan mungkin timbul dari
satu kejadian yang besar atau mungkin terjadi perlahan-lahan melalui
periode waktu. Dengan perdarahan yang perlahan, tubuh mungkin mampu untuk
mengkompensasi, menggantikan volume yang hilang dari sel-sel darah merah
dengan air didalam aliran darah. Bagaimanpun, sesaat kemudian kehilangan
dari kapasitas darah mengangkut oksigen akan menyebabkan gejala-gejala
untuk berkembang. Sebagai tambahan pada kepeningan-kepeningan, mungkin ada
kelemahan, sesak napas, atau nyeri
dada.
- Obat-Obat yang
mempengaruhi autonomic nervous system mungkin juga menyebabkan hipotensi
orthostatik.
- Obat-obar Beta blocker
seperti metoprolol (Inderal) menghalangi beta-adrenergic receptors
dalam tubuh, mencegah jantung menjadi lebih cepat, mencegah jantung
berkontraksi dengan kuat, dan membesarkan pembuluh-pembuluh darah. Semua
ketiga efek-efek ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bereaksi pada
perubahan-perubahn posisi. Disamping tekanan darah tinggi dan penyakit
jantung, obat-obat ini juga digunakan untuk kontrol sakit kepala dan
pencegahan ketakutan.
- Sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan
tadalafil (Cialis) memperbesar pembuluh-pembuluh darah, dan golongan obat
ini mungkin menyebabkan hipotensi orthostatik. Efeknya dapat diperbesar
jika dikonsumsi dengan nitrates, obat-obat yang dignakan untuk
merawat angina
[contohnya, nitroglycerin (Nitrostat, Nitroquick, Nitrolingual, Nitro-Dur,
Minitran, Nitro-Bid dan lain-lain), isosorbide mononitrate (Imdur, Ismo,
Monoket)], alkohol, atau obat-obat nyeri narkotik.
- Obat-obat lain yang digunakan untuk kontrol
tekanan darah tinggi mungkin adalah penyebab yang potensial dari hipotensi
orthostatik, bahkan jika dikonsumsi seperti yang diresepkan.
- Hipotensi orthostatik adalah efek sampingan
dari banyak obat-obat psychiatric, termasuk tricyclic antidepressants
[amitriptyline (Endep, Elavil), nortriptyline (Pamelor, Aventyl),
phenothiazines (Thorazine, Mellaril, Compazine), dan MAO inhibitors
(Nardil, Parnate)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami
darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh
arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole. Saat
yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur
tekanan sistolik.
b. Cara Auskultasi, dengan
cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Penyakit pada tekanan
darah, yaitu :
1.
Hipertensi
adalah penyakit tekanan darah tinggi
2.
Hipotensi
adalah penyakit tekanan darah rendah
3.
Hipotensi
Orthostatik Hipotensi orthostatik
1.2 SARAN
Dengan mempelajari
tekanan darah pada manusia, kita dapat mengetahui berapa skala tekanan untuk
darah normal, hipertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan darah
rendah). Sehingga kita di anjurkan untuk berpola hidup sehat mulai dari makanan
yang sehat dan rajin berolah raga.
DAFTAR PUSTAKA
· Kimbal, Jhon W.1999.Biologi edisi 5.Jakarta : Erlangga
· Evelyn.2000.Anatomi Fisiologi Manusia.Jakarta : Gramedia
· www. Wikipedia.com (diakses 03
April @16.25)
·
http://tulisanmuti.blogspot.com/2010/01/tekanan-darah-tinggi-penyakit-akibat.html (diakses 03 April @ 16.30)
(diakses 03 April @ 16.35)